Panduan Bisnis On-Line untuk Pemula (Recommended)

Pernah dengan ttng Bisnis On-Line? Pernah dengar ada pebisnis On-LIne yang mendapatkan uang puluhan juta perbulan dari bisnis ini? Semua itu diawalai dengan proses belajar. Tida ada yang instan. Kami menawarkan sebuah program yang akan membimbing Anda menjadi pebisnis on-line yang handal. Program kami, InsyaAllah dijamin berhasil dan bergaransi. Dibimbing secara langsung oleh pakar yang sudah berpengalaman selama 100 hari (GRATIS via email) Penasarannn...! Silahkan bergabung di PANDUAN BISNIS ON-LINEDIJAMIN, Anda tidak akan merasa rugi.
info lowongan kerja terbaru - kerja di rumah

Monday, July 28, 2008

10 Kiat Menjadi Entrepreneur untuk Mahasiswa Lugu

by Romi Satria Wahono

entrepreneurship.gifMas Romi, selama kuliah kan kita sebagai mahasiswa nggak sempat latihan berbisnis. Padahal aku tuh pinginnya begitu lulus langsung bisa mandiri alias bikin perusahaan sendiri. Gimana ya caranya. (Maria, Samarinda)

Aku ini kutu kupret mas, mahasiswa teknik informatika tapi kemampuan coding lemah. Kalau buat-buat desain sih lumayan mas, photoshop dan coreldraw itu peganganku tiap hari. Aku mimpi pingin berbisnis sendiri, cuman nggak ngerti gimana dan apa yang harus aku pelajari sekarang. Bantu aku dong mas. (Irwan, Bandung)

Dua pertanyaan yang sering muncul ketika saya mengisi seminar dan workshop di kampus-kampus tentang entrepreneurship. Pertanyaan yang harus kita hargai karena generasi muda kita punya semangat untuk hidup mandiri dan tidak tergantung kepada belas kasihan orang lain. Banyak cara saya menjawab, hanya mungkin untuk mahasiswa yang masih polos dan lugu, saya beri 10 kiat mudah seperti berikut ini.



  1. Pelajari latar belakang teman satu angkatan. Bapak dan ibunya kerja sebagai apa misalnya. Apakah ada yang menjadi dokter, mengelola klinik, rumah sakit atau apotik? Atau mungkin ada yang punya toko buku atau pengelola perpustakaan? Oh mungkin ada yang bekerja di bengkel? Pelajari semua dan cari informasi sebanyak mungkin? Lha untuk apa? Hush diam dulu, ikuti kiat kedua ;)

  2. Ok sekarang pilih, cari teman yang bisa diajak kompromi, yang cukup dekat atau bahkan sahabat, dan punya semangat sama untuk terjun bebas memulai berbisnis. Anggap kita pilih yang kebetulan bapaknya punya atau mengelola apotik. Lho terus mau digimanain tuh?

  3. Cari buku di toko buku, ada nggak buku tentang belajar bahasa pemrograman yang menggunakan contoh membangun aplikasi atau sistem informasi manajemen (SIM) untuk apotik? Cari buku sampai yang terselip di rak-rak toko buku. Kadang ada buku yang meskipun desain covernya jelek, tapi studi kasusnya lengkap, bahkan source codenya dibagi. Nggak dapat juga? Ok ayo cari yang open source saja, coba cek dari sf.net, saya yakin bisa ditemukan. Lha kalau belum nemu juga? Coba Googling deh :)

  4. Sekarang mulai oprek SIM untuk apotik tadi. Mulai pelajari kodenya, oprek dan tambahkan fungsi-fungsi yang diperlukan. Masih sederhana dulu nggak papa. Buka semua file image, baik gif, jpg, dan png. Lakukan editing atau buat image baru yang unik dan khas. Intinya percantik desainnya, ini enteng kan, apalagi anda jagoan manipulasi image dan foto (asal jangan porno) :) Jangan lupa cek lisensinya supaya tidak melanggat, dan juga beri credit ke pengembang asal kalau itu opensource. Nggak perlu risih untuk memasukkan satu kalimat “Powered by …. ” atau “Engine by …” pada SIM Apotik yang kita oprek tadi.

  5. Eng-ing-eng … kita sudah punya produk berupa software yang siap ditawarkan nih, meskipun sederhana dan engine-nya ngambil dari contoh di buku atau opensource. Nah obrolkan dengan teman yang kita pilih tadi, minta dia “merayu” bapaknya supaya mau pakai software SIM itu di apotik milik beliau. Nggak perlu bayar kok, gratis, tinggal nyediakan PC atau laptopnya saja, itupun nggak perlu canggih-canggih. Komputer tua saja toh SIM kita juga belum banyak fiturnya.

  6. Hore berhasil diimplementasikan! Berdua dengan sahabat kita tadi, bantu pegawai apotik untuk entri data yaitu data daftar obat yang disediakan oleh apotik. Jangan lupa buat spanduk kecil dan brosur diatas komputer tadi, beri tulisan:”Apotik ini Dikelola dengan Sistem Informasi Manajemen Apotik (SIMAPO) ver 1.0;)

  7. Jangan puas sampai disitu, buat situs untuk promosi, kalau nggak ada modal pakai saja blog gratisan dengan Wordpress.Com atau Blogspot.Com. Ngeblog deh, ceritakan bagaimana SIMAPO itu dikembangkan. Tulis juga pengantar tentang sistem informasi manajemen, tentang obat-obatan, tentang apotik, tentang kenapa apotik harus memanfaatkan IT. Kalau perlu manjakan pengunjung dengan daftar apotik seluruh Indonesia, data dari mana? Ya cari dari YellowPage atau Googling yo :) Ops jadi kelupaan, jangan lupa beri tulisan yang agak gede: “SIMAPO ver 1.0 Telah diimplementasikan di Salah Satu Apotik di Kota Besar di Indonesia“.

  8. Masih belum boleh puas :) Rayu teman lain yang punya tetangga, kakek, nenek, bapak, ibu, paman atau saudaranya baik jauh maupun dekat yang mengelola apotik. Minta supaya mau install, gratis, tapi kalau mau bayar juga nggak nolak, Rp 500.000 deh, kalau ditawar Rp 50.000 ya nggak masalah. Anggap saja ada ongkos naik angkot untuk install SIM-nya :) . Jangan lupa update spanduk dan brosur, “Apotik Ini Dikelola dengan SIMAPO ver 1.0, Sistem Informasi Manajemen untuk Apotik yang telah Diimplementasikan di Beberapa Kota Besar di Indonesia“.

  9. Alhamdulillah sudah dapat dua customer coi! Meskipun masih gratisan, tapi lumayan untuk nambahi Portfolio :) Mulai oprek-oprek lagi aplikasi Apotik kita, tambahkan fitur berdasarkan feedback dari Apotik yang sudah menggunakan. Benahi lagi user interface, percantik lagi, buat yang lebih segar dan unik, beri versi baru 1.1. Mulai tawarkan lagi, hanya jangan lagi gratis, Rp 300.000 atau Rp 700.000 gitu deh, tapi kalau teman sendiri yang minta asal ada ongkos jalan juga OK :) Mudah-mudahan bisa terus berkembang, atau dalam 1-2 tahun jangan-jangan sudah mulai bisa ikutan tender Departemen Kesehatan dengan pagu Rp 100 juta tuh untuk SIM Apotik … hehehe

  10. Kalau sudah matang dengan satu produk, terus perbaiki produk itu sampai lengkap fiturnya. Dan kalau tertarik untuk mengembangkan produk lain, mulai lagi dari tahap pertama, cari teman lagi yang bapaknya punya bengkel, pengelola perpustakaan, punya toko buku, dsb. Lha siapa tahu bisa bikinkan aplikasi untuk bengkel, perpustakaan atau toko buku. :)

Nggak terasa, setelah melewati tahapan ke 10, dua mahasiswa lugu kita telah menjelma menjadi dua orang entrepreneur :) Di saat teman-teman yang lain masih pontang-panting membawa surat lamaran pekerjaan, kedua mahasiswa ini ketika lulus sudah bisa mandiri, punya produk yang mapan, yang siap dijual dan ditawarkan ke berbagai institusi atau perusahaan. Ternyata masuk universitas tidak sia-sia lho, ilmu yang dipelajari di kampus alhamdulilah bisa digunakan untuk kehidupan kita, bahkan bisa membuka lapangan kerja baru :)

Tetap dalam perdjoeangan!

Sumber: http://romisatriawahono.net

Tuesday, July 22, 2008

Using Handphone (LG KU250) to Connect Internet at Ubuntu 8.04

Karena sesuatu hal, maka beberapa artikel yang Anda cari di blog ini, telah dipindahkan ke S I N I
Mohon maaf atas ketidak nyamanan ini.

Saturday, July 19, 2008

Kerja Praktek Lapang, Haruskah di Makassar???

Hal mengenai masalah Kerja Praktek Lapang mahasiswa STMIK di Makassar sebenarnya telah saya dengan sejak tanggal 2 Mei 2008. Informasi ini tersebar di internet, terutama di semua alumni dan mahasiswa Teknik Elektro Universitas Hasanuddin yang menjadi anggota mailing list IATEL (Ikatan Alumni Teknik Elektro) Unhas , ketika pak Tahir Ali (tahir(at)unhas.ac.id, memposting sebuah email di milis. Email tersebut ber-subject: Mahasiawa Tidore, (pada email asli, subjeknya menggunakan Mahasiawa).

Sebenarnya isi email itu bukan bertujuan untuk memberitakan tentang apa yang telah terjadi dengan mahasiswa STIMIK-TM di Makassar, tetapi bahan diskusi perbandingan kondisi berbagai mahasiswa di belahan Indonesia. Cuma kebetulan pada saat itu, ada beberapa mahasiswa STMIK-TM yang lagi mengadakan Kerja Praktek Lapang di PTIK (pusat Teknologi Informasi Komunikasi(?)) Unhas yang dipinpin oleh Pak Tahir. Maka jadilah mereka sebagai contoh real dari masalah yang jadi topik pembicaraan. Berikut ini sebagian dari email tersebut:

…….. Saya mau "nangis", kenapa? Sekarang ini lagi KKL mahasiswa STIMIK dari Tidore.....
Waktu saya cek ilmu IT-nya aduh kasihan, hampir tidak ada yang mereka dapat dari kuliah (yang ngajar ada juga alumni STMIK + birokrat setempat).
Mereka sekitar 40 ditempatkan dibeberapa tempat,termasuk di PTIK Unhas dan Jur Elektro. Yang di tempat lain bayangkan mereka cuma duduk di emperan tidak tahu mau kerja apa, ditempat lain mereka disuruh "nyapu"....

Bayangkan mereka sudah mau tamat S1 dan D3 tidak bisa install window, ataupun Linux. Hampir tidak ada yang tahu programming....

Terpaksa saya ajarin install windows, cek kabel UTP dam buat LAN, bantu pasang WLAN untuk Kopertis dan main Internet untuk dapat bahan-bahan yang saya suruh cari dsb, dsb..... wah yang mereka yang PTIK ngomong ke teman-temannya.... lalu teman mereka pada ribut minta ke Unhas, terpaksa lagi saya atur agar bisa ke Divyan PTIK agar bisa menmpung mereka.....

Nangis saya 2 kali, pertama sedih kemampuan mhs tersebut yang sangat rendah akibat kekurangan fasilitas dan kualitas pengajar, kedua nangis
lagi sebab mendengar perlakuan terhadap mereka di Makassar oleh Unit kerja yang ditunjuk. Kalo memang tidak mau melakukan apa-apa pada mereka kan lebih baik jangan diterima.....

Tulisan saya mengenai Tidore ini hanya untuk menunjukkan kepincangan yang terjadi pada sistim pendidikan kita....

…………………..

Agar tidak terjadi kesalahpahaman nanti, diskusi yang dilakukan lewat email antara beberapa anggota mailing list IATEL ini masih saya simpan dengan baik.

Pada tulisan ini saya berusah memberikan usulan untuk menghindari terulangnya kejadian seperti ini di masa-masa mendatang. Saya tidak akan membicarakan semua hal, termasuk persoalan dana yang sempat diributkan oleh beberapa mahasiswa.

Setelah mempelajari tahapan proses kerja praktek ini, memang ada beberapa yang menjadi sumber masalah (selain masalah masih kurangnya pengetahuan mahasiswa yang pergi kerja praktek).

1. Proses Pengajuan Kerja Praktek

Dari kenyataan yang terjadi, saya melihat bahwa kesemua proses mulai dari pencarian lokasi kerja praktek sampai transportasi dan makanan semua diatur oleh pihak kampus. Bahkan ada informasi bahwa, kerja praktek harus dilakukan di Makassar agar bisa mendapatkan ilmu yang banyak.

2. Penempatan Kerja Praktek

Penempatan mahasiswa dilakukan secara serempak dibeberapa tempat.

3. Pengaturan

Berikut ini usulan proses kerja praktek yang isa menyenangkan semua orang, sebab hal inilah yang kita inginkan.

Proses pengusulan lokasi kerja praktek.

Sebenarnya, pihak kampus sebaiknya menyerahkan hal ini kepada mahasiswa. Jadi dua atau tiga orang mahasiswa membentuk sebuah kelompok yang kemudian mencari sendiri lokasi temapt mereka akan kerja praktek dan mengusulkannya ke Program Studi. Dalam usulan tersebut, selain memuat lokasi tempat kerja paktek, juga sudah memberikan pemaparan yang jelas tentang apa saja yang akan mereka lakukan selama disana dan hasil yang akan mereka dapatkan. Bisa saja dibuat forum khusus untuk mempresentasikan hal ini dan dihadiri oleh 2 atau 3 orang dosen untuk memberikan saran kritikan atau yang lainnya demi lebih sempurnanya kegiatan tersebut. Presentasi untuk setiap kelompok tidak perlu terlalu lama, yang penting esensi dari kegiatan sudah diketahui. Forum ini bisa dijadwalkan di awal-awal semster.

Jika sudah disetujui, Program Studi kemudian membuatkan Surat Permohonan Kerja Praktek, dan surat tersebut diantar oleh mahsiswa yang bersangkutan ke kantor atau perusahaan yang diusulkan. Jika kantor/perusahaan tersebut setuju, dia harus memberikan surat balasan yang biasanya sekaligus memberikan keterangan fasilitas-fasilitas apa saja yang diberikan (Biasanya untuk perusahaan besar, bisa memberikan akomodasi dan transportasi gratis, bahkan gaji selama di sana).

Kemudian Program Studi kembali memberikan surat pengantar kepada mahasiswa tersebut dan memulai kerja prakteknya.

Adapun jika kantor/perusahaan yang dituju menolak, maka mahasiswa tersebut harus berusaha mencari tempat kerja lain.

Penempatan Kerja Praktek

Dengan cara seperti di atas, dimana penempatan tempat kerja praktek dicari sendiri oleh mahasiswa, maka baik tidaknya tempat yang dituju tergantungdari mahasiswa itu sendiri. Sehingga mahasiswa tidak bisa menyalahkan pihak kampus dalam hal ini.

Selain itu, bisa saja di sebuah perusahaan ditempatkan beberapa kelompok karena mereka bisa melakukan kerja praktek dengan materi yang berbeda. Lain halnya yang terjadi di Makassar, bahkan mereka tidak tahu mau buat apa karena tidak adanya perencanaan dari sisi mahasiswa apa yang mereka mau lakukan. Sebab mereka juga tidak tahu akan ditempatkan dimana.

Nah.. jadi pertanyaan, apakah dosen perlu ikut berpartisipasi selama kerja praktek? Saya pikir tidak, karena biasanya di tempat kerja praktek pimpinan kantor tersebut sudah menyediakan orang yang siap memberikan bimbingan selam kerja praktek. (Permintaan penyediaan tenaga pendamping dari kantor/perusahaan bisa dilakukan pada saat pengiriman Surat Permohonan Kerja Praktek)

Dosen baru berperanan ketika mahasiswa sudah selesai melakukan kerja praktek yang disertai dengan laporan yang mereka bawa. Dosen akan melakukan sedikti wawancara secara non-formal kepada mahasiswa-mahasiswa tersebut tentang apa-apa yang dia telah lakukan, sebelum diberi nilai.

Proses yang saya usulkan ini banyak mengandung manfaat, baik bagi mahasiswa, maupun bagi kampus.

1. Bagi mahasiswa, jika bisa mendapatkan tempat kerja yang bagus, bisa saja justru memperoleh tempat kerja praktek yang menanggung semua ongkos akomodasi dan transportasinya. Bahkan pada perusahaan-perusahaan tertentu, mereka bisa memberikan tambahan uang saku.

2. Mahasiswa sudah mulai belajar membuat perencanaan, mempresentasikan dan mempertahankan argumennya di depan dosen. Hal ini paling tidak sebagai ajang latihan sebelum ujian akhir.

3. Proses yang dilakukan, mulai dari pengusulan proposal sampai selesai tidak rumit dan mengerahkan seluruh tenaga untuk mengurusnya. Proses ini bisa dianggap seperti proses administrasi biasa yang terjajdi setiap hari.

4. Biaya yang dibutuhkan bisa relatif sedikit. Tergantung dari mahasiswa tersebut. Kalau mempunyai uang banyak, mereka bisa ke luar propinsi. Tapi kalau dana sedikit, cukuplah di Maluku Utara. Sebab jika mereka keluar jauh, belum tentu mereka mendapatkan ilmu yang banyak. Hal ini sudah terbukti pada pelaksanaan yang lalu, seperti yang disiratkan oleh pak Tahir di emailnya.

5. Kalau poses ini sudah bagus dan terasa menguntungkan bagi kantor/perusahaan, ada kemungkinan di masa mendatang justru kantor/perusahaan tersebut yang mengirimkan surat permohonan ke STMIK agar mengirimkan mahasiswanya untuk kerja praktek di sana.

Metode seperti yang saya usulkan ini tentu saja tetap mempunyai celah bagi mahasiswa yang ingin berlaku curang. Misalnya mereka hanya sekadar pergi jalan-jalan selama dua bulan. Kemudian dengan persetujuan pembimbingnya disana, semuanya dianggap selesai. Jika hal seperti ini terjadi, maka dikembalikan ke dosennya untuk memberikan nilai seminimal mungkin.Sebagai dosen, tentunya hal seperti ini sangat mudah untuk dideteksi dengan mengajukan beberapa pertanyaan saja. Sebab nilai yang akan dicantumkan ditranskrip bukan nilai yang diberikan oleh pembimbing di tempat kerja praktek, tetapi diberikan oleh dosen yang menguji apa saja yang telah ia dapat. Semakin sedikit didapat, tentu semakin sedikit pula nilainya.

Tapi bagaimana kalau hal seperti ini belum pernah dilaksanakan oleh Sekolah Tinggi Komputer yang lain? Ah.. saya pikir tidak jadi masalah.

Kalau memang belum pernah dilaksanakan… mari kita menjadi perguruan tinggi yang pertama kali memulainya.

Apa yang saya tuliskan ini, merupakan hasil dari pengalaman menjadi mahasiswa yang pernah kerja praktek dan pelajaran yang saya dapatkan selama magang di LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat) Universitas Gadjah Masa.

Semoga bermanfaat bagi kita semua…!

Thursday, July 17, 2008

Ubuntu dan Printer HP

Dua hari yang lalu, salah seorang teman sms. Di lagi cari driver printer HP seri D1300 (?). Driver yang disertakan ketika membeli printer tersebut raib entah ke mana. Kebetulan driver yang ada di rumah adalah driver printer D3700 seri, maka dengan sangat terpaksa googling di internet. Ketemu….! Apakah masalahnya sudah selesai?

He …he…he. Belum. Dia kemudian sms, dan mengatakan” Besar file nya 38MB, dengan kecepatan download yang ada saat ini, waktu yang dibutuhkan sampai 8 jam. Ada solusi ?”. Karena yang ada di pikiran saya, dia ingin sekali mendapatkan driver itu, maka saya jawab, “Pakai Download Manager aja, yang penting pula handphone nya cukup. Dan kalau mau, datang aja ke rumah. Kebetulan beberapa software download manager”. (Teman ini, konek ke internet menggunakan modem HP, dengan memakai fasilitasnya Telkomsel dengan program Telkomflash-nya).

Kemarin pagi… tiba-tiba baru ingat. Kenapa saya tidak tawarkan dia pake Ubuntu saja ya? Kebetulan beberapa waktu yang lalu waktu saya masih di Jogjakarta, saya sempat kirimi dia CD Ubuntu 7.10. Masalah lagi…. Ternyata CD yang saya berikan juga dah raib entah ke mana! He … he … he…. Maka terpaksa dia datang ke rumah mau pinjam CD Ubuntu yang saya punya. Kebetulan beberapa waktu lalu Canonical bermurah hati memberikan 20 keping CD Ubuntu 8.04 dan mengirimkannya ke rumah. Hmmmm.. enaknya! Cukup browsing ke www.ubuntu.com... Dapat CD installer Ubuntu terbaru dan asli pula.

Kenapa saya tawarkan pake Ubuntu?

Selama ini, berdasarkan pengalaman yang saya alami, saya tidak pernah mengalami kesulitan jika menggunakan printer HP di Linux. Apalagi printer D1300 yang merupakan versi lama. Jelas akan sangat dikenal dengan baik. Dan.. terbukti, jam ini teman tersebut belum menyampaikan keluhannya.

Pada awalnya dia mengemukakan beberapa keraguan, misalnya, a pakah file Office 2007 yang sudah dia ketik, akan bisa dibuka dengan memakai OpenOffice? Jawab saya, kalau masalah buka sih bisa.(Tapi dalam hati saya bilang ,adapun formatnya berubah atau tidak, saya tidak jamin). Kemudian saya sarankan pakai sebagai live CD saja kalau memang dia tidak berniat menginstalnya. Tapi ternyata kemudian,dia instal juga. Dan bukan hanya itu, sekarang dia bahkan menggunakan Ubuntu 8.04 untuk koneksi ke internet. Karena jika dia menggunakan windows, kadang ada program-program tertentu yang melakukan proses update dan mendownload tanap sepengetahuannya, sedangkan dia menggunakan volume based untuk koneksinya. Maka terkuraslah pulsanya. He he he..!

Hidup Ubuntu…!

Beberapa saat yang lalu saya penasaran dengan printer D2466 yang juga sudah ditempeli dengan sticker dari Badan Koordinasi Pemberantasan Uang Palsu seperti juga yang sudah ditulis oleh milisdad. Saya ingin mencoba menggunakan CD Live Ubuntu 8.04 untuk mendeteksi printer tersebut.

Maka, saya masukkanlah CD kiriman Canonical ke CD ROM dan laptop saya reboot dari Ubuntu-ku. Setelah masuk ke live session, baru saya colokkan usb printer HP D2466. Setelagh menunggu responnya beberapa detik, muncullah pesan di sebelah kanan atas dekat. Pesan tersebut membawa berita gembira, “Printer D2400 series ready for printing”. Huraaaaa….!

Eunaaaaknya pake Ubuntu!

Saturday, July 12, 2008

CARA MUDAH BERBAGI AKSES INTERNET (Easy Way to Share Internet Access)

Ciplus punya dua PC. Salah satunya, yang bersistem operasi Windows Vista, terhubung ke Internet. Sementara PC yang lainnya tidak tersambung ke Internet. Ciplus ingin agar semua PC-nya bisa terhubung ke Internet.
Saat ini Ciplus punya dua pilihan untuk menghubungkan PC yang satu lagi ke Internet. Pilihan pertama, Ciplus bisa memasang koneksi Internet baru ke PC-nya. Tapi tentu ini pilihan yang kurang efisien. Biaya yang dibutuhkan untuk membuat koneksi baru sudah pasti tidak sedikit. Belum lagi urusan pengadaan perangkatnya.
Pilihan yang ke dua, Ciplus bisa membagi akses Internet di PC yang satu ke PC lain melalui jaringan. Membagi akses Internet juga bisa dilakukan dengan dua cara. Cara yang pertama, Anda bisa menggunakan proksi.
Anda harus menginstal peranti lunak proksi di PC yang terhubung ke Internet. Di PC satunya, atur di Internet Options-nya agar mengarah ke proksi. Pengaturan ini ada di menu [Start] > [Control Panel] > [Network and Internet] > [Internet Options]. Di jendela Internet Options, pilihlah tab [Connections] dan klik [LAN Settings]. Beri tanda cek pada [Use a proxy server for your LAN (These settings will not apply to dial-up or VPN connections)]. Kemudian isikan nama PC atau alamat IP PC yang memiliki akses Internet pada kolom Address. Jangan lupa isikan port-nya pada kolom Port. Klik [OK] dua kali dan setelah itu, Anda bisa mengakses Internet dari semua PC.
Alternatif lain, jika Anda tak ingin repot menginstal proksi, adalah Anda bisa memanfaatkan fitur untuk berbagi akses Internet di Windows Vista. Caranya, ikuti langkah berikut ini.

  1. Klik [Start] > [Control Panel] > [Network and Internet] > [Network and Sharing Center].
  2. Pada panel Tasks yang berada di sebelah kanan, pilih opsi [Manage Network Connections].
  3. Di jendela baru yang muncul Anda akan melihat sederetan perangkat yang terdapat di PC Anda. Klik kanan pada perangkat yang menjadi sumber asupan akses Internet, lalu pilih [Properties].
  4. Di jendela Properties, pilihlah tab [Sharing].
  5. Berikan tanda cek di depan opsi [Allow other network users to connect through this computer’s Internet Connection].
  6. Pada bagian Home networking connection, pilihlah jenis koneksi jaringan yang Anda gunakan, apakah berupa [Local Area Connection] ataukah [Wireless Network Connection].
  7. Apabila Anda ingin agar koneksi terbetuk tiap kali ada permintaan dari PC klien, berikan pula tanda cek di depan opsi [Establish a dial up connection whenever a computer on my network attempts to access the Internet].
  8. Kliklah tombol [Settings] yang baru saja aktif.
  9. Berikan tanda cek di depan opsi layanan yang akan dibagi pakaikan. Jika Anda ingin membagi pakai seluruh jenis layanan yang ada di Internet, Anda dapat memberikan tanda cek di depan semua opsi layanan.
  10. Tekan [OK] untuk menyimpan semua perubahan yang telah Anda lakukan.
Setelah melakukan semua pengaturan itu pastikan, IP PC Anda yang terkoneksi ke Internet ber akhiran 1. Jadi misalkan Anda menggunakan IP 192.x.x.x, Anda harus mengatur PC Anda yang terkoneksi ke Internet dengan 192.168.0.1.
Sementara di PC lainnya (client), Anda harus mengatur IP-nya dalam satu network dan arahkan gateway beserta DNS-nya ke IP PC yang terkoneksi ke Internet.
Penulis: Steven Andy Pascal
steven[at]tabloidpcplus.com
Source: http://www.khabib.staff.ugm.ac.id/

Friday, July 11, 2008

TIPS MEMILIH LAPTOP

Karena sesuatu hal, maka beberapa artikel yang Anda cari di blog ini, telah dipindahkan ke S I N I
Mohon maaf atas ketidak nyamanan ini.

Wednesday, July 9, 2008

Menjalankan OS dari USB Flash Disk(1)

Karena sesuatu hal, maka beberapa artikel yang Anda cari di blog ini, telah dipindahkan ke S I N I
Mohon maaf atas ketidak nyamanan ini.

Microsoft, Novell, dan GPL 3

GPL (GNU Public License) adalah lisensi yang diciptakan dan dikembangkan untuk pertama kalinya oleh Richard Stallman, pendiri Free Software Foundation (FSF). Saat ini lisensi GPL telah memasuki versi 3 dan masih dalam tahap penyempurnaan. Rencananya versi final GPL 3 ini akan dipublikasikan pada bulan Juli 2007.
Draft pertama dari GPL versi 3 dikeluarkan pada tanggal 16 Januari tahun lalu, dan sampai tulisan ini dipublikasikan telah mencapai draft yang ketiga.
Dorongan seputar penyempurnaan GPL tak terbendung dan makin "panas" tatkala pada tanggal 2 November 2006 tahun lalu, Novell - produsen dari Suse Linux - sebagai perusahaan open source dan Microsoft menandatangani perjanjian pertukaran hak paten untuk produk yang mereka hasilkan. Mereka juga bekerjasama untuk penyempuranaan perangkat lunak masing - masing agar dapat saling kompatibel. Perjanjian ini tentu saja membuat gerah para pendukung perangkat lunak bebas (free software). Mereka merasa dilecehkan dengan keputusan Novell tersebut.
Pada awal Februari 2007, Reuter melaporkan bahwa FSF akan mereview hak Novell untuk menjual ver si Linux, dan mungkin akan melarang Novell untuk menjual Linux, sebagai imbas perjanjian tersebut. Namun kemudian Eben Moglen ketua dari Software Freedom Law Center membantah hal tersebut, dan menganggap pernyataan tersebut terlalu dilebih-lebihkan oleh Reuter.
Para pendukung Free Software saling beraksi. Salah satunya grup Samba memberi peringatan keras kepada Novell untuk membatalkan perjanjian tersebut. Sementara pendukung lainnya meluncurkan website yang mengajak komunitas untuk memboikot Novell (Boycott Novell) Richard Stallman sendiri mengatakan, "GPL didesain untuk memastikan bahwa semua pemakai program menerima 4 kebebasan utama yang didefinisikan oleh perangkat lunak bebas, yakni: Kebebasan untuk menjalankan program yang sesuai, kebebasan untuk mempelajari dan mengadopsi sesuai kebutuhan sendiri, kebebasan untuk mendistribusikan salinan, dan kebebasan untuk menghasilkan versi modifikasi program untuk selanjutnya disebarluaskan ke khalayak ramai. Perjanjian paten antara Microsoft dan Novell adalah usaha untuk menghancurkan kebebasan ini. Dalam draft ini kami bekerja keras , guna mencegah perjanjian - perjanjian semacam itu."
Richard Stallman sendiri mengakui kalau perjanjian patent Novell/Microsoft tersebut tidaklah melanggar isi dari GPL versi sebelumnya, GPL versi 2 . Stallman menambahkan, "Barangkali ini adalah hal yang baik juga kalau Microsoft melakukannya sekarang, karena sebelumnya kita tidak menemukan teks tertulis di GPL yang dapat mencegah ini. Belum terlalu terlambat, dan kita akan pastikan bahwa saat GPL versi 3 telah keluar , perjanjian semacam ini tidak akan terulang kembali."
Sumber: Majalah Linux Edisi 1 (http://majalah.linux.baliwae.com)

Cara Mengembalikan Boot Windows

Karena sesuatu hal, maka beberapa artikel yang Anda cari di blog ini, telah dipindahkan ke S I N I
Mohon maaf atas ketidak nyamanan ini.

Cara Mengembalikan GRUB Ubuntu.

Karena sesuatu hal, maka beberapa artikel yang Anda cari di blog ini, telah dipindahkan ke S I N I
Mohon maaf atas ketidak nyamanan ini.



Free Web Hosting with Website Builder
Template by : kendhin x-template.blogspot.com